Misi ke Mars, Astronot Rawan Diterjang Radiasi Pemicu Kanker
http://twenty-six26.blogspot.com/2013/06/misi-ke-mars-astronot-rawan-diterjang.html
Ratusan kali lipat lebih tinggi dari tingkat radiasi di Bumi.
VIVAnews - Mengirimkan astronot ke Mars bukan
perkara yang mudah. Perusahaan-perusahaan yang akan melakukan misi
mendaratkan manusia di Mars tampaknya memerlukan waktu yang lebih lama
untuk mewujudkannya.
Melansir Science World Report, Selasa, 4 Juni 2013, temuan kendaraan robotik NASA atau rover Curiosity mengungkapkan bahwa astronot-astronot yang mendarat di Planet Merah itu akan sangat mungkin terkena efek radiasi yang berbahaya.
Tingkat radiasi itu telah dihitung oleh RAD (Radiation assessment detector) yang ada di Rover Curiosity. Dari data yang dikumpulkan antara tahun 2011 sampai 2012, tingkat radiasi dalam perjalanan ke Mars ratusan kali lebih tinggi dari tingkat radiasi di Bumi.
"Misi ke planet Mars memang sangat penting untuk masa depan penelitian, tapi kami harus memastikan keamanan astronot mulai dari pergi sampai kembali lagi ke Bumi," kata William Gerstenmmaier, Kepala Operasi Luar Angkasa NASA.
Gerstenmmaier juga menyampaikan, NASA harus membuat pesawat ruang angkasa yang mampu untuk membawa dan melindungi astronot dari risiko-risiko saat melakukan penjelajahan di luar angkasa.
Bentuk Radiasi
Secara umum, ada dua bentuk radiasi yang sangat berbahaya bagi astronot saat berada di ruang angkasa. Pertama, Galactic Cosmic Rays (GCRs), merupakan partikel yang disebabkan oleh ledakan supernova dan energi-energi lain di luar Tata Surya.
Kedua, Solar Energetic Particles (SEPs), merupakan energi besar yang terbentuk dari solar flare (badai) matahari.
Menurut Cary Zeitlin, peneliti utama di Southwest Research Institute, Amerika Serikat, untuk menghitung dampak paparan radiasi pada astronot dengan menggunakan satuan Sievert (Sv) atau mili sievert.
"Radiasi sangat berpengaruh terhadap munculnya kanker pada manusia. Paparan radiasi sebesar 1 Sv dapat meningkatkan risiko terkena kanker sebanyak lima persen," ungkap Zeitlin.
Dia juga menyampaikan, perlu pemahaman lebih jauh untuk memahami tingkat radiasi di dalam pesawat ruang angkasa yang membawa astronot ke planet Mars.
"Saat ini, kami sedang mencari cara untuk melindungi pesawat ruang angkasa dari radiasi yang sangat berbahaya. Temuan ini sangat penting dilakukan untuk merencakan misi ruang angkasa di masa depan," ujar Zeitlin.
Hasil penelitian ini telah diterbitkan di Jurnal Science dengan judul "Measurements of Energetic Particle Radiation in Transit to Mars on the Mars Science Laboratory." (umi)
Melansir Science World Report, Selasa, 4 Juni 2013, temuan kendaraan robotik NASA atau rover Curiosity mengungkapkan bahwa astronot-astronot yang mendarat di Planet Merah itu akan sangat mungkin terkena efek radiasi yang berbahaya.
Tingkat radiasi itu telah dihitung oleh RAD (Radiation assessment detector) yang ada di Rover Curiosity. Dari data yang dikumpulkan antara tahun 2011 sampai 2012, tingkat radiasi dalam perjalanan ke Mars ratusan kali lebih tinggi dari tingkat radiasi di Bumi.
"Misi ke planet Mars memang sangat penting untuk masa depan penelitian, tapi kami harus memastikan keamanan astronot mulai dari pergi sampai kembali lagi ke Bumi," kata William Gerstenmmaier, Kepala Operasi Luar Angkasa NASA.
Gerstenmmaier juga menyampaikan, NASA harus membuat pesawat ruang angkasa yang mampu untuk membawa dan melindungi astronot dari risiko-risiko saat melakukan penjelajahan di luar angkasa.
Bentuk Radiasi
Secara umum, ada dua bentuk radiasi yang sangat berbahaya bagi astronot saat berada di ruang angkasa. Pertama, Galactic Cosmic Rays (GCRs), merupakan partikel yang disebabkan oleh ledakan supernova dan energi-energi lain di luar Tata Surya.
Kedua, Solar Energetic Particles (SEPs), merupakan energi besar yang terbentuk dari solar flare (badai) matahari.
Menurut Cary Zeitlin, peneliti utama di Southwest Research Institute, Amerika Serikat, untuk menghitung dampak paparan radiasi pada astronot dengan menggunakan satuan Sievert (Sv) atau mili sievert.
"Radiasi sangat berpengaruh terhadap munculnya kanker pada manusia. Paparan radiasi sebesar 1 Sv dapat meningkatkan risiko terkena kanker sebanyak lima persen," ungkap Zeitlin.
Dia juga menyampaikan, perlu pemahaman lebih jauh untuk memahami tingkat radiasi di dalam pesawat ruang angkasa yang membawa astronot ke planet Mars.
"Saat ini, kami sedang mencari cara untuk melindungi pesawat ruang angkasa dari radiasi yang sangat berbahaya. Temuan ini sangat penting dilakukan untuk merencakan misi ruang angkasa di masa depan," ujar Zeitlin.
Hasil penelitian ini telah diterbitkan di Jurnal Science dengan judul "Measurements of Energetic Particle Radiation in Transit to Mars on the Mars Science Laboratory." (umi)
Sumber : Vivanews.com